Saya benar-benar telah merasakan manfaat terapi EFT. Kecanduan rokok saya tak pernah kambuh lagi. Oleh karena itu saya ingin membagi kisah saya ini kepada Anda agar Anda juga dapat merasakan manfaat dari terapi EFT.
Saya masih sangat ingat saat pertama kali merokok adalah saat saya masih duduk di bangku SMA kelas 2. Waktu itu saya ditantang oleh teman-teman saya “berani merokok gak ? ah banci”, akhirnya demi menunjukkan jiwa laki-laki saya yang merasa terinjak-injak, saya mau saja untuk merokok toh Cuma sebatang, gumam dalam hati saya.
Seiring berjalannya hari ternyata dari awal mula merokok hanya sebatang, kini mulai habis 10 batang perhari. Sensasinya itu lho Mbak Moza yang bikin saya ketagihan, gak macho kalau gak rokok. Dari situ mulailah saya memasuki babak setengah pecandu rokok. Meski baru setengah, saya merasa khawatir kalau kebiasaan baru saya tersebut nantinya akan membuat saya menyesal. Saya ingin berhenti. Saya takut kebablasan.
Meski tingkat kecanduan saya terhadap rokok belum tinggi, tapi saya tetap ingin berhenti. Saya sudah mencoba berbagai cara yang ditawarkan di internet, memang berhasil tapi setelah 1 sampai 2 hari saya kembali merokok lagi. Saya coba, saya kembali merokok lagi. Begitu seterusnya.
Akhirnya atas saran teman saya (yang dulunya ikut nantangin saya di sekolah), ia menyarankan untuk mencoba terapi EFT. Karena teman saya telah lebih dulu sembuh berkat terapi EFT ini, saya percaya aja. Hanya menjalani terapi dalam waktu tidak kurang dari 15 menit dan dua kali putaran sesuai petunjuk. Saat melihat rokok saya sudah tidak ada rasa sama sekali untuk menyentuhnya, bahkan waktu mencoba menghisapnya saya batuk-batuk seperti saat saya dulu pertama kali belajar merokok di sekolah.
Terimakasih, kini saya sudah tidak merokok lagi dan kesehatan paru-paru saya kata dokter sudah membaik. Semoga kesaksian saya ini di baca oleh seluruh pecandu rokok di indonesia, sehingga akan banyak yang tertolong dengan terapi EFT ini. Mari kita wujudkan Indonesia bebas asap rokok !
Ari, 26 Tahun, Pekanbaru.
Saya masih sangat ingat saat pertama kali merokok adalah saat saya masih duduk di bangku SMA kelas 2. Waktu itu saya ditantang oleh teman-teman saya “berani merokok gak ? ah banci”, akhirnya demi menunjukkan jiwa laki-laki saya yang merasa terinjak-injak, saya mau saja untuk merokok toh Cuma sebatang, gumam dalam hati saya.
Seiring berjalannya hari ternyata dari awal mula merokok hanya sebatang, kini mulai habis 10 batang perhari. Sensasinya itu lho Mbak Moza yang bikin saya ketagihan, gak macho kalau gak rokok. Dari situ mulailah saya memasuki babak setengah pecandu rokok. Meski baru setengah, saya merasa khawatir kalau kebiasaan baru saya tersebut nantinya akan membuat saya menyesal. Saya ingin berhenti. Saya takut kebablasan.
Meski tingkat kecanduan saya terhadap rokok belum tinggi, tapi saya tetap ingin berhenti. Saya sudah mencoba berbagai cara yang ditawarkan di internet, memang berhasil tapi setelah 1 sampai 2 hari saya kembali merokok lagi. Saya coba, saya kembali merokok lagi. Begitu seterusnya.
Akhirnya atas saran teman saya (yang dulunya ikut nantangin saya di sekolah), ia menyarankan untuk mencoba terapi EFT. Karena teman saya telah lebih dulu sembuh berkat terapi EFT ini, saya percaya aja. Hanya menjalani terapi dalam waktu tidak kurang dari 15 menit dan dua kali putaran sesuai petunjuk. Saat melihat rokok saya sudah tidak ada rasa sama sekali untuk menyentuhnya, bahkan waktu mencoba menghisapnya saya batuk-batuk seperti saat saya dulu pertama kali belajar merokok di sekolah.
Terimakasih, kini saya sudah tidak merokok lagi dan kesehatan paru-paru saya kata dokter sudah membaik. Semoga kesaksian saya ini di baca oleh seluruh pecandu rokok di indonesia, sehingga akan banyak yang tertolong dengan terapi EFT ini. Mari kita wujudkan Indonesia bebas asap rokok !
Ari, 26 Tahun, Pekanbaru.
0 comments:
Post a Comment