Dalam laporannya, Klinik Ochsner di New
Orleans menyatakan bahwa dari 500 pasien yang dirawat di klinik mereka
hamper 74 persennya menderita penyakit karena gangguan emosi. Hal yang
sama juga di kemuakankan oleh Departemen Medis Universitas Yale, yang
mana ia menangani pasien berobat jalan. Dari laporannya dinyatakan bahwa
bahwa 76 % dari pasien yang datang ke kliniknya terbukti menderita
penyakit karena factor fikiran dan perasaan negatif yang terpendam dalam
hati.
Fikiran dan perasaan memilik pengaruh yang sangat besar terhadap metabolisme tubuh. Sebagai contoh, manakala anda sedang makan, kemudian anda mendapat informasi bahwa anak yang anda meninggal akibat kecelakaan , dijamin anda tidak bisa meneruskan makan anda. Tubuh anda segera bereaksi. Apa yang anda raaskan ketika itu? Nafas menjadi sesak, selera makan kontan menghilang, otot dan saraf menjadi tegang dan banyak efek fisik lain yang anda rasakan tentunya.
Kondisi kehidupan dikota besar yang cenderung materialistis dan penuh persaingan juga menjadi faktor utama yang menyebabkan tekanan yang berat pada fikiran dan perasaan. Dan jika tidak terampil dalam memenage fikiran dan perasaa, dalam menghadapi tekanan dan kesibukan pekerjaan, hal tersebut akan menjadi penyebab gangguan psykosomatik, yaitu penyakit fisik yang muncul akibat gangguan emosi. Umumnya mereka tidak menyadari bahwa penyakit fisik yang mereka derita adalah akibat gangguan emosi yang mereka alami. Mereka hanya sibuk mengobati penyakit fisik yang timbul dan tidak memperhatikan masalah fikiran dan perasaan yang menyadi penyebab dari penyakit tersebut.
Beberapa penyakit fisik yang sering muncul mengiringi gangguan emosi antara lain, Nyeri dileher, Radang tenggorokan, Gatal dan luka pada kulit, Kesemutan dan bengkak, Pusing dan sakit kepala, Sembelit, Diare, Gangguan lambung, Keletihan . Kadangkala gangguan emosi ini juga bisa memicu beberapa penyakit ganas seperti tumor dan kanker. Menangani gangguan penyakit fisikakibat gangguan emositidak cukup hanya dengan mengobati gejala fisik yang timbul, tapi harus dibarengi dengan mengatasi gangguan emosi tersebut. Usaha mengobati gangguan fisikakan sia- siajika tidak diiringi dengan usaha mengatasi gangguan emosi. Obat-obatan medis yang diberikan hanya untuk mengurangi rasa sakit atau mengurangi efek buruk penyakit tersebut , namun tidak akan mampumenyembuhkan secara sempurna jika penyebab utama nya yaitu gangguan emosi tidak segera diatasi.
Penyakit yang timbul akibat gangguan psykosomatik ini kadang kala tidak bisa dideteksi secara fisik maupun medis. Penderita merasakan keluhan rasa sakit dan tidak nyaman ditubuhnya yang kadangkala lokasinya berpindah pindah, namun pemeriksaan medis tidak menemukan kelainan pada organ tubuh yang dikeluhkan itu. Menghadapi hal ini biasanya dokter menyarankan pasiennya untuk konsultasi pada psikiater, namun sayangnya banyak pasien yang menolak saran ini:” Emangnya saya gila dok…” Selanjutnya ia akan mencari dokter lain untuk menyembuhkan keluhannya itu. Orang ini akhirnya akan sering gonta-ganti dokter namun penyakitnya tidak juga kunjung sembuh.
Bagaimana cara mengatasinya? Salah satu cara adalah dengan terapi Emotional Freedom Technique (EFT)
Hasil penelitian yagn dilakukan oleh sampel Dr Felicy dengan mengambil sampel
darah yang dalam kondisi normal, sedih, gembira, jatuh cinta dan saat
berdoa. Dr Felicy mengambil sampel darah seorang pasien bernama
Rebecca, kemudian memotretnya dengan menggunakan “darkfield microscope”
yang dihubungkan dengan monitor komputer.
Kondisi Darah dalam Suasana Sedih |
Kondisi darah saat merasakan cinta |
Kondisi darah saat merasa takut |
Satu
kenyataan menarik pada sampel darah saat “sedih” terjadi perubahan
seperti pada sampel darah saat “merasakan cinta”. Jadi walaupun darah
itu sudah meninggalkan tubuh Rebecca ia tetap masih berhubungan dengan
pemiliknya.
Kemudian seorang Rebecca mengundang rasa takut dan memikirkan kejadian menakutkan yang pernah ia alami. Dan sel-sel dalam darahnya bergerak tidak beraturan dengan sangat cepat dan terlihat berjauhan. Mungkin ini adalah akibat dari produksi adrenalin sebagai reaksi normal atas rasa takut. Kondisi darah saat merasa takut,Sel darah bergerak tidak beraturan dan berjauhan dengan sangat cepat
Kemudian seorang Rebecca mengundang rasa takut dan memikirkan kejadian menakutkan yang pernah ia alami. Dan sel-sel dalam darahnya bergerak tidak beraturan dengan sangat cepat dan terlihat berjauhan. Mungkin ini adalah akibat dari produksi adrenalin sebagai reaksi normal atas rasa takut. Kondisi darah saat merasa takut,Sel darah bergerak tidak beraturan dan berjauhan dengan sangat cepat
0 comments:
Post a Comment